"Kabar buruk" jawabannya.
Memang gue akui, seminggu ini kondisi diri dan hati sedang memburuk.
Banyak kejadian dimulai dari mengecewakan si ibunda tercinta karena membatalkan janji mendadak, kemudian dimarah-marahi petugas sekretariat fakultas karena kebodohan gue yang tidak membaca jadwal ujian saat menyusun KRS sehingga harus bentrok (2 mata kuliah dalam satu hari dan sama jam-nya, nah lho?) akhirnya berimbas pada mengalirnya air mata di ruang sekretariat (kalau diingat, gue berasa tolol), dan terakhir, paling tragis, kehilangan kardigan.
Sepele kelihatannya, namun kardigan ini salah satu benda favorit gue.
Ditemukan tidak sengaja pada salah satu department store di Chiba, tahun lalu.
Di saat harga kardigan sedang berada pada posisi ¥3,500~ ,
cardigan ini menarik perhatian gue karena di sale seharga ¥2000.
Bahannya enak, warnanya lucu, yang penting gue belinya jauh booo!
dan dengan tololnya, gue bisa kelupaan meninggalkan dia di McDonald's.
Baru tersadarkan kalau gue kelupaan, ketika gue sampai di rumah; 2 jam berlalu dari waktu kejadian.
Besok harinya dengan secercah harapan, gue mencoba balik ke sana dan hasilnya NIHIL.
Kalau kata Timo, "ya elah, lo pikir Indonesia itu Jepang. Jemuran tetangga aja bisa ilang"
Yah memang, kehilangan sesuatu itu bukan hal yang gampang untuk diterima. Apalagi barang kesayangan kita. Kehilangan kardigan ini, membuat gue berpikir (lagi) soal kehilangan sobat yang jujur gue masih penasaran, kenapa bisa terjadi. Ditambah, gue sampai bermimpi gue dan dia bisa bersahabat kembali, akrab kembali seperti dulu. Pas bangun, gue syok dan sedih. Apa yang gue lihat di mimpi berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada. Kalau bercerita sama Davy, dia memberikan pencerahan-pencerahan dalam beberapa alternatif.
1. ada yang bikin gue masih belum bisa terima; dalam hati "gue ga salah-salah amat"
2. dia yang lebay, dia kasus pengecualian, 1 dari 1000 teman yang ada. kalau 5 dari 7 temanmu begitu, kau patut memeriksa diri, apa yang salah
3. dari dia ada perasaan yang belum kelar/tuntas.
4. curhat ke orang-orang itu sebagai salah satu bentuk pembelaan diri
5. Harus bener dirasain dulu, hatimu ngomong apa, rica.
Okay, jujur di dalam hati (berlaku sama untuk kardigan)
1. Gue mau temenan kembali sama dia/ gue mau kardigan gue balik. Gue masih menyimpan secercah harapan dan mimpi bahwa itu bisa terjadi ---> ini artinya gue nggak bisa terima kenyataan kah?
2. Gue sangat menyesal dengan apa yang terjadi
3. Gue penasaran apa yang bisa bikin dia menjadi begitu dingin
4. Gue mengakui ini terjadi karena salah gue dan gue sudah minta maaf, tetapi kenapa dia masih mendingin?
5. Gue ingin manggil dia sekali di Skype, tapi gue takut kalau dia masih dingin
Jadi, intinya kehilangan ini memang obatnya harus bisa ikhlas, bisa merelakan.
Kalau kita rela, mungkin kita bisa mendapatkan yang lebih baik.
"People comes and goes, thing comes and goes"
by the time, i'm sure, i deserve to get the better one if i could let it gone sincerely.
Apa pun itu, harus sabar. Ingat selalu ada oneechan Tang yang selalu di sampingmu
(email dari kakak, sahabat gue dari Thailand, Tang)
0 comments:
Posting Komentar